Metrotvnews.com,
Jakarta: Berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan Towers
Watson mengenai manfaat karyawan (benefit) se-Asia-Pasifik menggambarkan adanya
kesenjangan yang cukup besar antara biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
manfaat benefit terhadap penghargaan yang diberikan untuk hal tersebut.
Survei
yang melibatkan 1.145 perusahaan di 20 negara di kawasan Asia-Pasifik termasuk
62 perusahaan di Indonesia tersebut digelar untuk mendapatkan gambaran persoalan
yang dihadapi oleh perusahaan terkait pemberian benefit. Survei tersebut
dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga bulan Januari 2015.
Director
Benefits Towers Watson South East Asia Mark Whatley dalam keterangan persnya,
beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia
merupakan pembelanja kedua terbesar setelah Filipina di wilayah Asia untuk
pengeluaran benefit. Selain itu sebesar 84 persen perusahaan di Indonesia
merasa terbebani dengan kemungkinan membesarnya biaya benefit akibat perubahan
regulasi dari pemerintah.
Saat ini
lebih dari 65 persen perusahaan di Indonesia mengeluarkan lebih dari seperempat
payroll untuk membiayai benefit. Namun hal tersebut tidak berarti langsung
diapresiasi oleh para karyawan mereka.
"Namun
peningkatan pengeluaran benefit karyawan tidak lantas berhubungan dengan
peningkatan penghargaan atas benefit tersebut oleh karyawan. Penghargaan dari
karyawan atas benefit tersebut akan meningkat bila opini dari karyawan
dilibatkan dalam pembentukan fasilitas benefit," tukas Mark.
Hal
tersebut terlihat dengan 81 persen para pengusaha merasa bahwabenefit yang
mereka tawarkan tidak begitu dihargai oleh para karyawan dan hanya 19 persen
yang sangat menghargai benefit yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena 29 persen perusahaan di Indonesia tidak mengkomunikasikan
benefit yang ada kepada para karyawan mereka.
Berdasarkan
Survei tersebut juga terungkap bahwa para karyawan di Indonesia lebih
menghargai benefit untuk kesehatan berobat jalan (85 persen) dibandingkan
dengan benefit rawat inap (77 persen) dan dana pensiun (35 persen).
Mark
menambahkan, bila para karyawan dilibatkan dan dikomunikasikan akan apa saja
manfaat yang dapat mereka peroleh maka hal tersebut akan secara signifikan
meningkatkan value dari benefit yang diberikan. Dengan begitu para karyawan
dapat menyesuaikan fasilitas benefit dengan kebutuhan mereka.
"Dengan
fleksibilitas tersebut karyawan dapat menyesuaikan kebutuhannya dan bila mereka
ingin meningkatkan benefit yang mereka peroleh maka tentunya perusahaan akan
mengenakan biaya tambahan kepada karyawan. Namun hal tersebut justru lebih
menguntungkan bagi karyawan tersebut bila dibandingkan nantinya karyawan
tersebut mengurus asuransi kedua secara pribadi diluar yang diberikan
perusahaan," ujar Mark.
Dengan
memiliki dua asuransi tersebut maka akan meningkatkan risikodouble benefit
dengan benefit yang diberikan oleh perusahaan. Tentunya hal ini akan membebani
karyawan dengan biaya lain yang lebih mahal dibandingkan yang dikelola oleh
perusahaan secara kolektif, di point inilah fleksibilitas dapat terlihat
manfaatnya.
Ironisnya,
sekitar 45 persen dari perusahaan yang ada mempertimbangkan untuk menambahkan
alokasi biaya untuk benefit bagi karyawan disamping yang sudah ada sekarang
ini. Mark memandang hal ini tidak diperlukan selama perusahaan dapan
meningkatkan komunikasi dengan karyawan mereka agar benefit yang diberikan
dapat dipahami oleh para karyawan.
Dari
berita diatas, dapat ditarik 4 jawaban dari pertanyaan dibawah ini :
1. Pokok Masalah
· Kurangnya, bahkan tidak ada
pengkomunikasian benefit yang didapat para karyawan sehingga hanya beberapa
karyawan yang menghargai benefit yang diberikan perusahaan.
2. Pihak Yang Terlibat
· Perusahaan
· Karyawan
3. Solusi
· Perusahaan harus meningkatkan
komunikasi dengan karyawan mereka agar bnefit yang diberikan dapat dipahami dan
dimanfaatkan oleh para karyawan.
4. Mitigasi Masa Depan
· Karena kurangnya komunikasi mengenai
pemberian benefit yang ada kepada para karyawan, karyawan menjadi kurang
menghargai benefit yang telah disediakan perusahaan, intinya harus meningkatkan
komunikasi antara perusahaan dan karyawan.
· Karyawan harus dilibatkan / turut
andil pada saat perundingan penetapan benefit yang akan diberikan perusahaan,
dengan begitu para karyawan dapat menyesuaikan fasilitas benefit dengan
kebutuhan mereka.
· Pada saat perundingan penetapan
benefit untuk karyawan, perusahaan harus selektif dalam penentuan penetapan
benefit agar kedua pihak saling diuntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar